Thursday 28 May 2009

JK ke Palembang Wiranto ke Samarinda


Masih dalam kerangka kunjungan kerja sebagai Wakil Presiden, M. Jusuf Kalla hari ini bertolak ke pulau Sumatra. Kunjungan diawali di Palembang dengan menyambangi Stasiun Kereta Api (KA) Kertapati. Di tempat tersebut, Wapres memimpin rapat bidang perkeretaapian dengan Direktur Divisi Regional III Sumatra Selatan PT Kereta Api Indonesia (KAI) danGubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin. Selain didampingi oleh istrinya Ny. Mufidah Jusuf Kalla, Wapres juga didampingi Menteri BUMN Sofyan Djalil, Kepala Bappenas Paskah Suzzeta, Wakil Direktur Utama PT KAI Sudarmo Ramdan, dan dua anggota Tim Juru Bicara dan Humas JK-Wiranto Yuddy Chrisnandi dan Tantowi Yahya. Sebelum rapat, JK dan rombongan sempat pula masuk ke dalam salah satu gerbong KA ekonomi Rajabasa Expres jurusan Palembang-Tanjungkarang Lampung yang tengah menunggu keberangkatan dan berdialog dengan penumpangnya.

Seusai dari Stasiun KA Kertapati, mendadak rombongan JK berbelok ke RSUP Dr. Mohammad Hoesein di Palembang. Dalam kunjungan yang hanya berlangsung sekitar 10 menit itu, JK menyapa para dokter dan suster yang bertugas. JK juga menyempatkan memasuki beberapa ruangan dan berbincang santai dengan para pasien. Sejumlah karyawan RS yang bertugas juga meminta foto bersama Wapres dengan antusias. Selama kunjungan singkatnya ke RS itu, JK didampingi oleh Direktur Pelayanan Medik dr. Yamin Alsoph.

Pada siang harinya, JK menuju ke Monumen Perjuangan Rakyat Palembang. Di sana, ia melantik Tim Kampanye Provinsi Sumatra Selatan. Dalam kesempatan tersebut kembali JK menegaskan bahwa dirinya dan Wiranto adalah “Pasangan Nusantara”. Artinya, tidak hanya orang dari suku tertentu saja yang berhak menjadi pemimpin Indonesia. “Kalau tahun ini yang jadi capres adalah orang Sulawesi Selatan, maka berikutnya adalah orang Sumatera Selatan,” tegasnya yang disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Melanjutkan kunjungan kerjanya, JK meluncur ke SMA Negeri 10 Palembang. Di sana ia menyapa para siswa yang sedang belajar dan berdialog dengan guru. Dalam kesempatan tersebut JK menegaskan bahwa jabatan guru merupakan yang paling banyak tunjangannya di antara PNS lainnya. “Nasib guru, insya Allah di antara PNS tunjungan paling banyak. Sekarang seperti itu, nanti tentunya kita naikkan,” janji JK.

Tidak hanya di Palembang, Wapres juga mengunjungi Bandar Lampung di hari yang sama. Di ibukota provinsi Lampung tersebut, JK mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan II di Dusun Kebalang, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, Lampung. Saat berada di proyek yang tertunda tersebut, JK menyatakan kekecewaannya karena penundaan proyek disebabkan dana yang tidak dicairkan oleh Departemen Keuangan. “Jelaslah saya kecewa dengan keterlambatan proyek ini karena Depkeu tidak tanggap hanya karena persoalan tingkat bunga yang selisihnya kecil,” tegas JK. Setelah bertolak dari PLTU Tarahan II, Wapres JK mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Muluk Bandar Lampung. Di sana, JK mengunjungi sejumlah bangsal termasuk bangsal perawatan anak yang dimasukinya pertama kali. Sebelum kembali ke Jakarta dengan pesawat kepresidenan RJ-85, JK sempat melantik Tim Kampanye Provinsi Lampung di gedung kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Lampung.

Sementara itu di hari yang sama Wiranto berada di Samarinda, Kalimantan Timur. Di sana cawapres kita ini melantik Tim Kampanye Provinsi Kalimantan Timur di Hotel Bumi Senyiur. Saat melantik inilah Wiranto menyatakan akan mengurangi politik “dagang sapi”. Ia menyatakan, “Koalisi kami kecil, tidak banyak partai politik. Oleh karena itu, kami akan kurangi politik dagang sapi, bagi-bagi jabatan. Kami akan lebih banyak menampilkan orang-orang profesional yang dibutuhkan negara.”


Saturday 23 May 2009

Palopo Kebanjiran


Tepat pukul 18.00 waktu indonesia timur Kota Palopo dilanda banjirini diakibatkan terjadinya hujan hulu yang beberapa jam sehingga sungai latuppa tidak dapat menampung debit air maka terjadilah banjir yang mengakibat sebagian daratan kota palopo teredam setinggi lutut orang dewasa. Banjir ini belum dapat ditaksir berapa kerugian dan korban jiwa dari masyarakat yang kena dampak banjir, namun banjir kali ini membuat warga sekitar bantar sungai Latuppa panik trauma dengan banjir setahun lalu.


Saturday 16 May 2009

Keberhasilan Yusuf Kalla

JAKARTA (Suara Karya): Penilaian cendekiawan Muslim Syafii Maarif bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai the real president ditanggapi Partai Golkar sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap kerja keras Jusuf Kalla di pemerintahan.
Namun, Partai Golkar menegaskan, keberhasilan pemerintah merupakan buah soliditas dari kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla.

Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar HR Agung Laksono dan Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Rully Chaerul Azwar kepada Suara Karya di Jakarta, Rabu (26/11).

Sebelumnya, usai memberikan pidato budaya dalam acara penganugerahan Habibie Award di Jakarta, Selasa (25/11) malam, Syafii Maarif menilai sesungguhnya Jusuf Kalla-lah yang menjadi pemimpin pemerintahan saat ini.

"Saya bukan pro JK (Jusuf Kalla--Red), bukan pro siapa-siapa. Tapi, kalau tidak ada JK, pemerintah tidak akan jalan. Yang praktis, bukan yang luar negeri. SBY bagus, tapi soal ekonomi, politik dalam negeri, keamanan siapa yang menyelesaikan?" kata Syafii Maarif. Menurut penilaiannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pandai menjaga citra dan pintar dalam menarik simpati luar negeri.

"Jadi, kalau Anda lihat pada zaman Soekarno-Hatta yang jadi gasnya adalah Soekarno, sedangkan remnya adalah Hatta. Tapi ini kan terbalik. Ini gasnya Jusuf Kalla. Tapi, its OK-lah," katanya.

Syafii Maarif mengaku, dalam hasil berbagai jajak pendapat tentang calon presiden yang berpeluang di Pemilu 2009, nama JK selalu rendah. "Saya tidak tahu penyebabnya. Tapi, secara riil, JK sudah berbuat banyak buat negeri ini, contohnya (penyelesaian) Aceh" katanya lagi.

Agung Laksono mengaku tidak tahu maksud pernyataan Syafii Maarif itu karena tidak mendengarnya secara langsung. "Saya tidak tahu maksud pernyataan itu. Tapi, mungkin pernyataan Pak Syafii Maarif itu sebagai apresiasi kerja keras Pak JK selama ini," katanya.

Agung Laksono yang juga Ketua DPR mengingatkan, meski sudah dipuji Syafii Maarif, Jusuf Kalla tetap memiliki wewenang dan tugas terbatas sebagai wakil presiden.

Ditanya apakah pernyataan Syafii Maarif itu bakal menjadi masukan bagi Partai Golkar untuk mengusung JK sebagai capres pada Pemilu 2009, Agung Laksono menyatakan, penetapan capres Partai Golkar diputuskan setelah hasil pemilu legislatif diketahui.

"Kita tidak berubah sikap. Untuk penetapan siapa calon presiden Partai Golkar, baru diputuskan setelah pemilu legislatif," katanya.

Selain berpegang pada hasil pemilu legislatif, pemilihan dan penetapan calon presiden dari Partai Golkar ditentukan melalui hasil survei.

"Kita juga menunggu hasil survei yang akan menjadi patokan dalam penentuan capres. Nanti akan dilihat elektabilitas dan popularitasnya," tutur Agung.

Dia menambahkan, masih ada kemungkinan-kemungkinan capres internal yang lain jika ternyata elektabilitas JK rendah dan Golkar berpeluang mengusung capresnya sendiri dengan memenangkan 30 persen suara. "Jadi masih dimungkinkan," ujarnya.

Rully Chaerul Azwar juga mengatakan, penilaian Syafii Maarif terhadap Jusuf Kalla harus ditanggapi positif. Jangan dilihat dalam perspektif untuk memecah soliditas pemerintahan SBY-JK.

"Siapa pun yang memberi penilaian positif kepada kami (Partai Golkar) harus kita hargai. Termasuk juga penilaian sebagai apresiasi yang baik terhadap Jusuf Kalla sebagai Wapres dan Ketua Umum DPP Partai Golkar," katanya.

Rully menegaskan, hingga saat ini Partai Golkar tetap berpandangan bahwa pemerintahan yang dipimpin SBY-JK sebagai duet sejati dan saling melengkapi. Penilaian yang objektif terhadap keberhasilan dan kekurangan pemerintahan tidak bisa dipisah antara satu sama lain.

"Keberhasilan di bidang ekonomi memang banyak yang dihasilkan oleh prestasi Pak JK, tapi kebijakan luar negeri juga dihasilkan Pak SBY. Jadi, SBY dan JK ini duet pemimpin yang ideal dan saling melengkapi, ini keberhasilan berdua," katanya. Rully berharap, pujian Syafii Maarif terhadap Jusuf Kalla tidak berdampak psikologis terhadap keharmonisan duet SBY-JK. Ia mengingatkan, sejumlah tokoh juga ada yang memuji keberhasilan SBY.

"Kali ini ada yang memuji JK. Jadi, penilaian-penilaian itu, baik yang negatif maupun positif terhadap kepemimpinan SBY-JK, jangan terlalu dipolitisir dan memojokkan satu sama lain," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Mubarok berpendapat, pujian Syafii Maarif terhadap JK bakal berdampak psikologis terhadap SBY dan JK sendiri. "Pasti Pak JK jadi nggak enak dengan Pak SBY," ujarnya.

Mubarok menilai, pernyataan Syafii Maarif itu sebagai tindakan tidak arif. Ia juga menuding Syafii Maarif tidak tahu kondisi sebenarnya tentang kerja sama dan keharmonisan hubungan SBY-JK.

Meski demikian, Mubarok berpendapat, pernyataan itu tidak akan berpengaruh terhadap peluang SBY pada Pilpres 2009. Ia juga menunjukkan, di berbagai survei nama SBY selalu mendapat ranking teratas.

"Pujian boleh saja didapat Pak JK. Tapi, dalam berbagai survei capres, nama Pak JK jarang disebut-sebut," ujarnya. (Kartoyo DS)

Data Yusuf Kalla

Nama :Drs H Muhammad Jusuf Kalla
Lahir :Watampone, 15 Mei 1942
Agama :Islam

Jabatan Kenegaraan : Wakil Presiden RI (2004-2009) Menko KESRA Kabinet Gotong Royong (2001-2004) MENPERINDAG Kabinet Persatuan Nasional (1999-2000) Isteri: Ny. Mufidah Jusuf (Lahir di Sibolga, 12 Februari 1943) Anak: 1. Muchlisa Jusuf, 2. Muswirah Jusuf, 3. Imelda Jusuf, 4. Solichin Jusuf, 5. Chaerani Jusuf. Pendidikan : Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin Makasar, 1967 The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis (1977) Pekerjaan 2004- sekarang : Wakil Presiden Republik Indonesia 2001 - 2004 : Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 1999 - 2000 : Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI 1968 - 2001 : Direktur Utama NV. Hadji Kalla 1969 - 2001 : Direktur Utama PT. Bumi Karsa 1988 - 2001 : Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama 1988 - 2001 : Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama 1993 - 2001 : Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa 1995 - 2001 : Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International Organisasi 2000 - sekarang : Anggota Dewan Penasehat ISEI Pusat 1985 - 1998 : Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan 1994 - sekarang : Ketua Harian Yayasan Islamic Center AI-Markaz 1992 - sekarang : Ketua IKA-UNHAS 1988 - 2001 : Anggota MPR-RI 2004-sekarang : Ketua Umum DPP Partai Golkar